Jumat, 25 Juni 2010

"Arrivederci, Azzurri"

Seorang suporter Italia tampak kecewa setelah timnya dikalahkan Slowakia pada penyisihan Grup F Piala Dunia 2010 di Stadion Ellis Park, Kamis (24/6/2010). Italia gagal melangkah ke babak perdelapan final.

JOHANNESBURG, - Takdir memang tak bisa dilawan. Italia pun hanya bisa terkenang akan manisnya gelar juara empat tahun lalu silam. Juara dunia empat kali itu terpaksa angkat koper terlebih dulu dengan status juru kunci grup di Piala Dunia 2010.

Yang jadi menyakitkan, "Gli Azzurri" pulang tanpa pernah menang sekali pun. Sungguh ironis. Ditahan imbang Paraguay (1-1) dan Selandia Baru (0-0), pasukan Marcello Lippi justru kalah di tangan Slowakia (2-3). Padahal jelas Fabio Cannavaro dkk unggul teknik dan pengalaman dibandingkan Slowakia yang baru menjalani debutnya di pentas Piala Dunia, sejak pecah dari Cekoslowakia pada 1993.

Tersisihnya Italia membuat dunia terheran-heran, dan mungkin juga Diego Armando Maradona. Awal pekan ini, Pelatih Argentina yakin Italia takkan tersingkir dari panggung dunia ini. Salah satu alasannya adalah prestasi "Gli Azzurri" pada 28 tahun silam.

Pada Piala Dunia 1982, Italia nyaris tersingkir dari fase grup. Saat itu Italia bersama Polandia, Kamerun, dan Peru berada di Grup 1. Mereka hanya meraih hasil imbang dari tiga pertandingan yang dilakoninya. Namun, dewi fortuna masih melingkupi mereka. Meskipun memiliki poin yang sama bersama Kamerun, "Azzurri" lolos karena unggul selisih gol.

Di putaran selanjutnya, Italia kembali mendapat ujian berat. Mereka berada satu grup bersama Brasil dan Argentina. Kali ini Italia mengagumkan. Mereka berhasil mengalahkan Argentina (2-1) dan Brasil (3-2). Puncaknya, Italia berhasil meraih gelar juara untuk ketiga kalinya setelah mengalahkan Jerman dengan 3-1 di partai final. Paolo Rossi pun terpilih sebagai pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak.

Karena alasan itulah Maradona begitu yakin Italia bisa lolos. Baginya, akan menjadi skandal besar jika Italia tidak lolos. "Jika Italia tak lolos akan menjadi skandal bagi mereka. Namun, saya yakin yang paling penting bagi tim adalah terus maju meski saya heran dengan situasi yang dialami Perancis," jelas Maradona pada saat itu.

Berbeda dari Perancis, yang gagal karena masalah internal tim, Italia masih punya semangat besar untuk menghibur penggemarnya. Mereka bermain ngotot di menit-menit akhir lawan Slowakia. Tapi apa daya, Italia hanya bisa mengucapkan selamat tinggal kepada dunia. Atau mungkin sebaliknya, dunia yang mengucapkan, "Arrivederci, Azzurri."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar