Jumat, 25 Juni 2010

Bir untuk Clinton

Mantan Presiden AS, Bill Clinton (kiri) dan Presiden FIFA Sepp Blatter, saat menyaksikan duel AS vs Aljazair.

Muncul gurauan di jejaring sosial jagat maya, seperti Twitter dan Facebook, sejak tim Amerika Serikat menahan imbang Inggris 1-1 di penyisihan Grup C. Gurauan muncul juga setelah AS mampu mengalahkan Aljazair, sedangkan Inggris justru tidak. Salah satu gurauan itu adalah ejekan, negeri sepak bola kok dikalahkan negeri basket.

Tim AS niscaya menjadi juara Grup C dan Inggris berada di urutan kedua. Yang ternganga bukan hanya publik sejagat, melainkan juga mantan Presiden AS, Bill Clinton. Ia bahkan sempat tidak mampu berkata-kata saking takjub dan gembiranya.

Clinton yang kondang dengan kepiawaian berdiplomasi dan kefasihan berbicara itu larut bersama sukacita pendukung AS lainnya ketika menyaksikan AS menekuk Aljazair 1-0. Ia duduk di tribune dengan para pejabat tinggi di Loftus Versfeld di Pretoria, Rabu (23/6/2010), ketika Landon Donovan membawa AS melaju ke babak 16 besar Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.

”Hilang suara saya kemarin. Saya sangat pintar bicara sebelum kita mencetak gol,” kata Clinton saat berbincang dengan media di meja bundar, Kamis (24/6/2010). Menurut dia, AS dan Aljazair sama-sama bertarung dengan segenap jiwa dan raga dan sudah pada jalur yang benar.

Clinton bercerita, dia lantas masuk ke ruang ganti pemain seusai pertandingan. Sejumlah pemain memintanya untuk tetap tinggal di sana dan minum bir bersama-sama. ”Satu atau dua botol bir untuk saya. Di ruang ganti itu para pemain membicarakan cara mereka bermain sebagai tim. Kemarin benar-benar gembira bersama mereka,” tuturnya. Dia tidak segan-segan mengungkapkan rasa kagum kepada skuad AS yang mampu mengatasi kesulitan di lapangan.

Tidak mengherankan jika Clinton meluap-luap oleh rasa gembira. Ia memang termasuk seorang gilbol atau penggila bola. Ia pertama kali dikenalkan dengan sepak bola Eropa ini ketika pergi ke Inggris menerima beasiswa Rhodes pada akhir tahun 1960. Sejak itu ia suka sepak bola. Pada tahun 1994, saat dia menjadi Presiden, AS menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Melihat skuad negaranya ke 16 besar, dan juara grup, Clinton berencana menonton pertandingan AS melawan Ghana di Rustenburg, Sabtu (26/6/2010). Menurut dia, saatnya kekuatan sepak bola di dunia melihat AS telah mencapai tingkatan seperti ini.

”Argentina dan Brasil akan berpikir, kita sudah lebih baik. Negara lain telah melakukan hal ini dalam waktu lebih lama. Okay. Saya kira, mereka percaya bahwa kita serius mengenai hal ini (sepak bola),” kata Clinton.

Clinton berada di Afrika Selatan untuk sebuah kampanye untuk kembali menjadikan AS sebagai tuan rumah Piala Dunia. Katanya, semua tim pasti mendapatkan dukungan. Itu karena AS dihuni beragam etnis dari seluruh dunia.

Jika AS bersuka, Perancis berduka. Setelah skuad pulang, Presiden Nicolas Sarkozy menemui Thierry Henry, Kamis.

Sarkozy ingin mengevaluasi sepak bola Perancis setelah sebelumnya menemui Menteri Olahraga Roselyne Bachelot.

Pertemuan antara Sarkozy dan Henry ini atas permintaan kapten tim ”Les Bleus”, demikian menurut juru bicara pemerintah. Henry, pencetak gol tim Perancis paling produktif, yakni 51 gol, langsung dikawal polisi menuju ke Elysee Palace, begitu mendarat di bandara Paris, Le Bourget. Henry memasuki istana presiden melalui pintu samping, menghindari fotografer yang menunggunya di gerbang utama.

Kekalahan Perancis dari Afrika Selatan 1-2 telah memurukkan negara ini di tempat paling rendah di grupnya. Dan, kegagalan tim Perancis langsung menjadi masalah nasional. Semua media mengutuk. Jika Clinton disodori bir, Sarkozy disuguhi rasa malu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar