Kamis, 24 Juni 2010

Man of the Match. Defoe, Terbuang Bukan Berarti Pecundang

Striker Inggris, Jermain Defoe.

PORT ELIZABETH, - Inggris tidak hanya Wayne Rooney. "The Three Lions" masih punya Jermain Defoe. Dari kakinya, Inggris lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2010.

Penampilan Defoe itu sekaligus menjadi jawaban dari Pelatih Fabio Capello atas beragam hujatan dari pendukung "Tiga Singa", termasuk media Inggris yang kerap melontarkan kata setajam pisau. Capello dinilai kurang jeli memilih pemain-pemainnya di turnamen ini. Emile Heskey dianggap terlalu tua jika dimainkan sebagai starter. Ledley King dan Jamie Carragher tidak berada dalam kondisi terbaiknya di ajang ini. Itu belum termasuk pro dan kontra soal pencoretan Theo Walcott dari skuad "St George Cross".

Kritik semakin kencang berembus ketika Steven Gerrard dkk hanya meraih hasil seri pada dua laga awal penyisihan grup. Pemain mulai berontak. Mantan kapten John Terry meminta Capello menurunkan Joe Cole untuk menemani Rooney. Capello, meski menyayangkan ucapan Terry itu, setidaknya mengakui bahwa ia memang melakukan beberapa kesalahan dalam meramu taktik dan strategi.

Kesalahan itu dibayar lunas oleh Defoe dan James Milner. Kedua pemain ini tidak pernah masuk dalam daftar starting XI dalam dua laga sebelumnya. Kerja sama kedua pemain itu akhirnya membuahkan gol tunggal Defoe ke gawang Slovenia, tim yang sebelumnya memimpin klasemen sementara Grup C.

Nasib kurang baik membuat Defoe selalu identik dengan julukan pemain nomor sekian di timnas Inggris. Setelah menjalani debut internasional pada 2004, Defoe bermain reguler dalam kualifikasi Piala Dunia 2006. Anehnya, Pelatih Sven-Goran Eriksson malah tak membawanya ke putaran final di Jerman. Ia hanya menjadi cadangan bagi Rooney, yang nyaris dicoret karena cedera. Rooney akhirnya sembuh total dan Defoe pun terpaksa pulang meski ikut berlatih di Jerman.

Di era Capello, sinar Defoe lagi-lagi kalah terang. Dengan formasi 4-4-2, Capello selalu memilih Rooney dan Heskey sebagai pasangan ujung tombak Inggris. Pesona Heskey sempat mengesankan ketika masih membela Wigan Athletic. Namun, ia melempem ketika pindah ke Aston Villa.

Sebaliknya, Defoe justru makin bersinar di Tottenham Hotspur. Tak salah jika ia mengikuti kepindahan Pelatih Harry Redknapp dari Portsmouth. Sepeninggal Dimitar Berbatov dan Robbie Keane, pemain 27 tahun itu menjadi andalan baru Spurs di Liga Inggris. Total ada 18 gol yang dibuatnya di Premier League musim lalu.

Karena prestasinya itulah, nama Defoe semakin sering disebut sebagai pemain yang pantas menggantikan peran Heskey di skuad awal Inggris melawan Slovenia. Defoe menjawabnya dengan permainan taktis. Ketika Rooney terlalu sibuk menaklukkan jabulani yang begitu liar di kakinya, Defoe memilih jalan lebih praktis. Umpan Milner dari sayap kanan langsung ditebasnya dengan satu kaki. Gol itu persembahannya yang ke-12 dalam 42 penampilan internasional. Gol yang mengantarkan Inggris ke fase gugur meski sebagai runner-up Grup C.

"Kita semua terkejut ketika Jermain bermain, tapi itu keputusan hebat oleh manajer (Capello). Itu gol cantik. Dari umpan silang Milner, pergerakan Defoe dan penyelesaian fantastis," puji Redknapp dalam situs The Times.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar