Minggu, 13 Juni 2010

Perancang Jabulani Membantah Bola Licin

Perancang bola Jabulani, Hans-Peter Nuerberg (kanan), menjelaskan kelebihan bola Piala Dunia 2010 itu kepada Kompas.com. Dia didampingi peneliti bola tersebut, Dr Andy Harland, dari Universitas Loughborough, Inggris.

JOHANNESBURG, — Kegagalan Inggris mengalahkan Amerika Serikat (AS) memang akibat blunder kiper Robert Green. Dia gagal menangkap bola mudah dan bola seolah meleset (licin) dan menjebol gawangnya. Inggris yang sudah unggul 1-0 akhirnya ditahan AS, 1-1.

Beberapa orang menilai kasus itu terjadi karena Jabulani licin. Apalagi, sebelumnya beberapa kiper seperti Gianluigi Buffon dan Julio Cesar mengeluhkan bola yang digunakan pada Piala Dunia itu.

Kebetulan, sebelum pertandingan Inggris lawan AS, Kompas.com bertemu langsung dengan perancang Jabulani, Hans-Peter Nuerberg, di Sandton Convention Center. Dia bahkan didampingi peneliti yang sudah menguji bola itu di Universitas Loughborough, Inggris, Dr Andy Harland PhD, BEng, DIS CEng MIMeche.

"Saya kira para kiper itu hanya mencari apologi atau beralasan. Kami sudah melakukan pengujian dengan teliti. Bola ini sangat stabil dan punya aerodinamis yang natural. Selain itu, permukaan kami buat ada geretan-geretan sehingga tak licin. Kalau ditendang pun bisa sesuai dengan keinginan pemain," kata Hans-Peter Nuerberg.

Menurut Hans-Peter, setiap ada bola baru memang selalu dikritik. Itu hal yang wajar sebab sesuatu yang baru selalu memunculkan perbedaan.

"Kami memerhatikan semua kritik. Kami mencoba menyelesaikan semua persoalan bola. Maka, kalau Anda tanya apa kelemahannya, saya katakan tak ada. Kalau Anda tanya kelebihannya, saya bisa menjelaskan banyak," jelas Hans-Peter percaya diri.

Kompas.com sempat diajak memainkan bola itu di dalam Sandton Convention Center. Hans-Peter dan Dr Andy Harland yang masih muda ternyata jago bermain juggling. Kompas.com kesulitan meladeni mereka, bahkan sempat menendang bola secara liar dan hampir menumpahkan kopi orang.

"Itu karena tendangan Anda salah, bukan karena bolanya," kata Hans-Peter.

Sementara Dr Andy mengatakan, universitasnya sudah melakukan uji yang teliti terhadap bola tersebut. "Pihak kami tak memberi usulan atau masukan apa pun terhadap pihak produser karena desain bola sudah sempurna. Kami sudah melakukan cek aerodinamisnya, permukaannya, bentuknya, reaksinya, dan sebagainya," kata Andy.

"Dari situ, kami bisa membuat standar bola tersebut yang kemudian kami serahkan ke China. Bola dibuat di China oleh pabrik, bukan buatan tangan, sehingga kontrolnya mudah dan semua bola bisa standar sesuai yang diinginkan," timpal Hans-Peter.

Dia menambahkan, sudah banyak pemain yang mencoba Jabulani, dari David Beckham, Lionel Messi, Cesc Fabregas, Michael Ballack, hingga Steven Gerrard. Semua, katanya, mengaku puas.

"Beberapa kiper juga sudah mencobanya dan mengaku puas. Anda rasakan sendiri permukaannya seperti kulit tokek sehingga tidak licin. Kiper bisa menangkap dengan lengket. Kalau ada kesalahan, itu lebih karena pemainnya, bukan bolanya," tegas Hans-Peter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar