Selasa, 22 Juni 2010

Zidane Suka Elus Kepala

Legenda sepak bola Perancis, Zinedine Zidane, sering mengelus kepalanya dalam temu pers di Snadton Convention Center, Johannesburg, Senin (21/6/2010).

JOHANNESBURG, — Zinedine Zidane masih menjadi daya tarik besar. Saat temu pers di Sandton Convention Center, Johannesburg, Senin (21/6/2010), ratusan wartawan memadati ruangan hingga penuh sesak.

Setiap gerakannya selalu menjadi perhatian dan dibalas jepretan kamera bertubi-tubi dari para wartawan foto. Hal ini terlebih mengingat bahwa Zidane ternyata pribadi yang menarik. Dia suka senyum dan kadang melemparkan canda yang segar.

Yang paling sering dia lakukan adalah mengelus-elus kepalanya yang botak. Entah kenapa, sebentar-sebentar legenda Perancis yang pernah membela Juventus dan Real Madrid itu sering mengelus kepalanya.

Mungkin karena kepalanya halus dan lembut, dia suka mengelusnya. Namun, bisa jadi hal itu karena udara Johannesburg sangat dingin, sedangkan rambut Zidane hanya segelintir sehingga terasa dingin.

Bertemu langsung dengannya terasa lain. Zidane memang pribadi pemalu, tapi dia tak pelit bicara. Setiap pertanyaan wartawan selalu dia jawab panjang lebar dan memuaskan. Tentu saja, ia menjawab sambil sesekali mengelus-elus kepala.

Mungkin juga, istrinya pun suka mengelus kepalanya. Pasalnya, kepala Zidane ternyata memang menggemaskan, botak, tetapi halus dan bersih. Bahkan, seorang wartawan Indonesia menyelutuk, "Gimana ya rasanya mengelus kepala Zidane?"

"Coba saja sendiri, kalau berani," jawab saya.

Selesai temu pers, Zidane masih bersedia menjawab beberapa pertanyaan. Bahkan, dia juga bersedia menerima hadiah dari wartawan berupa kaus. Namun, pengawal pribadinya langsung beraksi.

Sekitar 10 pengawal terus menjaganya. Ketika beberapa wartawan mencoba mendekat, mereka langsung beraksi dengan wajah garang dan siap melayangkan pukulan. Kompas.com sempat menyelinap, melewati lorong yang akan dilewati Zidane. Dengan begitu, dia bisa dicegat di lorong itu.

Namun, seorang pengawal pribadi segera mengusir. Padahal, Zidane sudah membalas senyuman dan seolah bersedia bicara. Tentu, sekali lagi, dia masih saja mengelus kepalanya, sambil berjalan.

"Ada apa dengan kepalamu, Zidane?"

Jangan-jangan, kepala memang senjata utamanya dan harus selalu dielus sehingga setiap saat siap menyeruduk orang yang ingin menyerangnya atau menghinanya. Misalnya, saat dia menyeruduk dada Marco Materazzi pada final Piala Dunia empat tahun lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar