Selasa, 29 Juni 2010

Bloemfontein, Kota Mawar nan Menawan

Kota Bloemfontein yang terlihat sepi, meski ada pertandingan Piala Dunia 2010 antara Inggris lawan Jerman, Minggu (27/6/2010).

THE City of Roses. Begitu Bloemfontein menyebut dirinya. Kota yang menjadi salah satu tuan rumah Piala Dunia 2010 ini memang memiliki banyak kebon mawar, tapi rata-rata lokasinya di luar kota. Di kota sendiri, mawar biasanya tumbuh di gedung-gedung pemerintahan.

Itulah Bloemfontein. Nama kota itu memang dari bahasa Belanda yang artinya bunga bersemi. Mungkin karena nama itu, Bloemfontein mengidentikkan dengan bunga. Karena banyak mawar mekar di Afrika Selatan, maka mereka mengambil mawar sebagai ikon kota itu.

Atas saran dua anggota konsil, kota itu menggelar festival mawar di setiap tahun. Setiap peserta berlomba untuk menjadi yang terbaik. Bahkan, ada pemilihan Miss Rose dalam festival itu. Bloemfontein pun menjadi meriah setiap ada festival mawar pada bulan September.

Selain itu, Bloemfontein juga disebut Mangaung yang artinya sarang chetah. Di daerah ini, dulu memang banyak tersebar chetah. Namun, populasinya sampai sekarang semakin sedikit.

Pertandingan Inggris lawan Jerman, Minggu (27/6/2010), menjadi persembahan terakhir kota itu dalam Piala Dunia 2010. Kota ini pun meninggalkan sejuta kenangan. Meski kecil, Bloemfontein telah mencatatkan sejarah sebagai penyelenggara Piala Dunia 2010 yang aman dan rapi.

Bloemfontein merupakan kota tua yang penuh sejarah bagi Afrika Selatan (Afsel). Kota ini juga punya peranan penting di Afsel, karena menjadi ibukota yudisial. Di Afsel ada tiga ibukota. Dua lagi adalah Pretoria sebagai ibukota administratif dan Cape Town sebagai ibukota legislatif.

Bloemfontein juga tempat lahir tokoh besar. Penulis "Lord of the Rings", JRR Tolkien, juga lahir di sini pada 3 Januari 1892. Keluarganya pindah ketika ayahnya meninggal. Namun, Tolkien selalu mengaku rindu kepada Bloemfontein.

Ada pula yang menyebut, nama kota ini berasal dari nama sapi, "Bloem". Cerita lain menyebutkan, nama kota itu berasal dari nama pemimpin suku Korana KhoiKhoi yang hidup pada 17775-1858.

Yang pasti, kota ini didirikan oleh orang Afrikaan, warga kulit putih keturunan Belanda, Perancis, dan Jerman. Mereka menghindari kekuasaan Inggris di Cape Town. Namun, akhirnya daerah ini dianeksasi oleh Inggris pula. Bahkan, pada 1846, seorang mayor tentara Inggris, henry Douglas Warden, menjadikan Bloemfonten sebagai markasnya.

Hingga saat ini, sisa-sisa bangunan kuno masih terawat rapi. Bloemfontein menjadi kota yang indah dan tenang. Meski menjadi salah satu ibukota Afsel, Bloemfontein hanya memiliki 369,568 penduduk. Sebab itu, kota ini amat sepi.

Bahkan, saat Inggris bertanding lawan Jerman, Minggu (27/6/2010), kota ini terasa sepi. Hanya di sekitar stadion yang ramai. Sedangkan di belahan lain terkesan seperti kota mati.

"Beginilah Bloemfontein. Ini kota yang tak pernah sibuk. Suasananya sepi dan tenang," jelas Chris Mullins, seorang sopir mobil sewaan.

Justru itu, Bloemfontein menjadi kota yang nyaman. Banyak orang datang ke sini untuk merasakan kenyamanan dan keamanannya. Kota ini baru benar-benar ramai jika ada festival mawar pada bulan September.

Berada di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan air laut, Bloemfonten tergolong daerah dingin. Pada musim kemarau saja, suhu hanya mencapai 19 derajat celcius dan maksimal mencapai 32 derajat celcius. Di musim dingin seperti sekarang, Juni-Agustus, suhu bisa mencapai minus 3 derajat celcius. Bahkan, terkadang turun salju di Bloemfontein.

Pada Agustus 2006, kota ini sempat diguyur salju. Hal itu terulang kembali pada Juli 2007. Musim dingin tahun ini, salju belum mampir. Tapi, banyak orang yang menantikannya.

Bloemfontein, kota mawar yang memang indah, meski sepi. Setidaknya, orang bisa merasakan kenyamanan dan ketenangan kota ini. Dan, kota ini akan selalu dikenang insan bola karena menjadi salah satu tuan rumah Piala Dunia 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar