Rabu, 30 Juni 2010

Calo Tetap Marak, ID Dipalsu

Seorang penonton Piala Dunia 2010 sedang bertransaksi dengan calo di dekat Stadion Free State, Bloemfontein, sebelum pertandingan Inggris lawan Jerman.

JOHANNESBURG, - Praktik percaloan dan pemalsuan tetap saja marak di Piala Dunia 2010. Calo masih saja marak di setiap ada pertandingan. Bahkan, kini muncul pemalsuan ID wartawan untuk dijual.

Sebelum Piala Dunia 2010 berlangsung, beberapa tiket memang diborong para calo. FIFA smepat mengetahuinya dan mengganti tiket baru. Sehingga, tiket yang sudah dibeli calo tak berlaku.

Namun, tiket-tiket itu akhirnya beredar pula dan bisa dipakai masuk ke tempat pertandingan. Selain itu, masih saja ada calo yang beroperasi di setiap pertandingan. Apalagi, mendekati babak-babak akhir, banyak pertandingan yang tiketnya sudah habis terjual.

Herannya, polisi diam saja ketika melihat praktik para calo. Padahal, sudah jelas praktik itu dilarang dan polisi berhak menangkapnya jika melihat.

Dalam keterangannya seperti dikutip media setempat, polisi mengaku tidak tahu jika penjualan tiket liar dilarang. Padahal jelas, sejak sebelum Piala Dunia dibuka, FIFA sudah menyatakan bahwa tiket tak boleh diperjual-belikan pihak yang tak ditunjuk.

Pada pertandingan Inggris lawan jerman di Stadion Free State, Bloemfontein, Minggu (27/6/2010), KOMPAS.com juga memergoki praktik percaloan. Mereka tampak mondar-mandir menawarkan tiket pertandingan.

Di beberapa tempat, kini memang ada pengawasan ketat terhadap calo. Namun, ada saja cara orang mengambil keuntungan dari Piala Dunia. Kini muncul modus baru, yakni memalsu ID card atau kartu identitas wartawan dan voluntir.

"Kartu ID itu dijual kepada masyarakat. Bentuknya mirip. Satu ID dijual hanya 120 rand. Cukup murah, karena harga tiket saja bisa mencapai 500 rand," kata seorang penggemar bola.

Pemeriksaan di beberapa tempat terkadang memang tak terlalu teliti. Terkadang, begitu melihat kartu wartawan, petugas langsung membiarkan masuk tanpa meneliti dengan seksama. Namun, meski bentuknya mirip, kini sudah ada tiga orang yang tertangkap menggunakan kartu wartawan palsu.

Mendekati babak-babak akhir, diperkirakan praktik percaloan dan pemalsuan ID wartawan akan tetap marak. Sebab, semakin banyak penonton yang ingin menyaksikan pertandingan, sedangkan tiket sudah mulai sulit. Bahkan, pertandingan semifinal sampai final sudah terjual habis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar