Rabu, 30 Juni 2010

Piala Dunia Kurang Seksi

Para suporter Portugal memakai pakaian rapat saat mendukung timnya, karena kedinginan.

JOHANNESBURG, — Piala Dunia biasanya memang selalu digelar pada bulan Juni dan Juli. Saat itu, beberapa negara dalam balutan musim panas. Namun, di Afrika Selatan (Afsel), Piala Dunia 2010 ini justru berada dalam musim dingin atau winter.

Memang, Afsel punya musim yang unik. Saat negara-negara Eropa atau Amerika mengalami musim panas, Afsel justru sedang dingin-dinginnya. Suhu udara bisa mencapai di bawah nol derajat.

Imbasnya, Piala Dunia 2010 pun kurang seksi. Jika biasanya banyak penonton berpakaian seksi dan terbuka, maka kini mereka sangat tertutup karena hawa dingin memaksa penonton memakai pakaian rapat dan hangat.

"Inilah kesalahan Afrika Selatan. Piala Dunia pada musim dingin, pandangan mata jadi kurang sedap, kurang seksi," celetuk seorang wartawan asal Indonesia.

Para penonton memang kurang berwarna. Mereka hampir selalu memakai jaket, syal, bahkan penutup kepala untuk melawan hawa dingin. Maklum, suhu di Afsel bisa mencapai 0 sampai minus 5 derajat celsius.

Selama Piala Dunia, para wanita juga cenderung suka memakai sepatu bot, syal, dan jaket. Maklum, orang yang biasa hidup di daerah dingin pun tetap tak kuat jika hanya memakai pakaian tipis.

Gaya para penonton pun tidak bisa variatif. Mexican wave tak ada. Kalaupun ada, tak pernah kompak. Nyanyian-nyanyian penonton tak ada karena tenggelam oleh raungan vuvuzela. Penonton pun seolah merasa percuma jika harus menari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar