Kamis, 17 Juni 2010

Gelson Fernandes, Bukti Kekhawatiran Del Bosque

Gelandang Swiss, Gelson Fernandes.

DURBAN, - Beberapa hari setelah Barcelona dikalahkan Inter Milan di semifinal Liga Champions, Pelatih Spanyol Vicente Del Bosque merasa khawatir. Ia cemas jika timnya menghadapi tim seperti Inter di Piala Dunia 2010 dan itu terbukti ketika Spanyol melawan Swiss.

Dalam duel di Stadion Moses Mabhida, Durban, Rabu (16/6/2010), Spanyol juga memainkan gaya yang hampir sama dengan Barca. Umpan-umpan pendek dan dominasi penguasaan bola mereka peragakan sepanjang laga. Sebaliknya, Swiss seolah ogah merebut bola dan hanya menunggu "La Roja" lengah untuk kemudian melakukan serangan balik.

Taktik pragmatis Swiss itu membuat Spanyol frustrasi. Di 45 menit pertama, hanya Gerard Pique yang benar-benar mengancam gawang Diego Benaglio. Aksi David Villa dihentikan Stephane Grichting. Pengalir serangan Spanyol, Xavi Hernandez dan Andres Iniesta, terhalang oleh Philippe Senderos dan Gokhan Inler.

Alih-alih memunculkan pahlawan kemenangan, Spanyol justru dikejutkan oleh serangan efektif Swiss di menit ke-52. Benaglio mengirimkan bola panjang kepada Eren Derdiyok. Penyerang Bayer Leverkusen itu berhasil melewati bek dan kiper Iker Casillas, tapi bola mental dan membentur Pique. Bola liar disambar Gelson Fernandes dan gawang kosong Spanyol pun bergetar. Gol pertamanya di Piala Dunia itu sudah cukup untuk mengalahkan tim "Matador", yang sejak awal difavoritkan sebagai kandidat juara.

Maka sia-sialah semua usaha yang dibangun Spanyol sepanjang 95 menit permainan. Sia-sia pula Del Bosque membangun citra permainan penuh dominasi tapi tanpa serangan efektif. Meski Fernando Torres sempat memanaskan permainan dan tendangan Xabi Alonso membentur mistar, tidak ada yang bisa mengubah skor untuk kemenangan "Schweizer Nati" di laga pertama mereka pada penyisihan Grup H. Spanyol terlalu asyik menyerang, tapi selalu lupa menata barisan belakangnya ketika dikejutkan serangan balik cepat.

Fernandes, 23 tahun, sebetulnya bukan bomber andalan Swiss. Ia adalah seorang winger kiri. Maka dari itu, wajar jika raihan golnya hanya tiga biji di timnas. Ia juga bukan pemain yang spesial ketika membela Manchester City sampai ia pindah ke Saint-Etienne tahun lalu.

Di klub Perancis itu, Fernandes sering dimainkan, tapi sama sekali tak pernah mencetak gol. Berkat permainan regulernya itu, peluang Fernandes masuk skuad timnas menjadi terbuka. Satu hal yang menjadi keunggulan dari mantan kapten timnas U-21 itu adalah sikapnya yang dewasa dan dapat menjadi pemimpin di lapangan.

Lahir di Praia, kepulauan Cape Verde, Fernandes pindah ke Swiss pada usia lima tahun mengikuti keinginan sang ibu. Ia mulai mengenal sepak bola di klub FC Sion saat masih berusia 8 tahun. Tepat di usia 17, tahun 2004, ia menetapkan diri menjadi pemain profesional di Sion.

Tiga tahun setelah menjadi pemain senior, ia pindah ke Liga Inggris. Kedatangannya ke City tak lepas dari peran pelatih Sven-Goran Eriksson, yang menyebutnya sebagai talenta terbaik Swiss. Meski sulit menjadi pemain utama di City, Fernandes mencetak gol cepat sebagai pemain pengganti ketika melawan Newcastle United pada awal Januari 2008. Gol itu lahir 40 detik setelah ia menggantikan Stephen Ireland. Begitu Mark Hughes menjadi pelatih "The Eastlanders", posisi Fernandes goyah. Musim lalu ia memutuskan pindah hijrah ke Ligue 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar