Selasa, 22 Juni 2010

"Tikitaka" Mulai Ampuh

Para pemain Spanyol (dari kiri ke kanan), Xabi Alonso, Xavi Hernandez, David Villa dan Fernando Torres, merayakan gol yang dicetak Villa ke gawang Honduras. Xavi menjadi otak permainan tikitaka Spanyol.

Gagal di partai perdana, ketika ditekuk Swiss 0-1, tak membuat Spanyol terpuruk. "La Furia Roja" justru bangkit untuk mengejar lagi impiannya meraih tiket babak 16 besar Piala Dunia 2010. Kemenangan 2-0 atas Honduras menjadi bukti.

Ya, Spanyol yang menjadi favorit juara, mengawali perjalanannya di Afrika Selatan dengan hasil yang di luar dugaan. Melawan Swiss, yang tidak diunggulkan, tim besutan Vicente del Bosque ini malah keok 0-1. Sepak bola menyerang yang dimainkan, serta permainan satu-dua yang diperagakan Xavi Hernandez dan kawan-kawan, tak mampu menembus tembok pertahanan Swiss. Justru serangan balik lawan yang mampu menjinakkan juara Eropa ini.

Namun di laga kedua penyisihan Grup H melawan Honduras, Senin (21/6/10), Spanyol menunjukkan kapasitasnya sebagai raja Eropa. Laksana banteng mengamuk, "El Matador" langsung menyerang lawannya sejak peluit kick off berbunyi sehingga mereka membuat Honduras hanya bisa bertahan. Ball possession 66 berbanding 34 menjadi bukti bahwa Spanyol sangat mendominasi pertandingan tersebut.

Kali ini, "tikitaka" para jugador El Matador menjadi senjata ampuh untuk menembus tembok pertahanan Honduras. Skema permainan dari kaki ke kaki yang diperagakan Xavi, Xavi Alonso, Jesus Navas dan David Villa, ditunjang aksi overlap bek kanan Sergio Ramos, membuat mereka bisa menggerogoti pertahanan berlapis Honduras.

Villa memecah kebuntuan El Matador pada menit ke-17 lewat aksi individu yang menawan. Dia melewati tiga pemain, sebelum melepaskan tendangan yang terarah ke pojok kiri atas gawang Noel Valladares. Kemudian di babak kedua, striker yang musim depan merumput bersama klub Barcelona tersebut menggandakan keunggulan timnya, setelah menerima umpan tarik dari Xavi.

Sebenarnya, permainan cantik Spanyol ini bisa menghasilkan lebih dari dua gol jika tiga peluang manis yang diraihnya membuahkan hasil. Sayang, Villa membuang kesempatan membuat hat-trick, ketika tendangan penaltinya melenceng di sisi kiri gawang--padahal pergerakan kiper sudah salah. Kemudian, tembakan Cesc Fabregas, yang telah memperdaya kiper, masih bisa dihalau bek Maynor Figueroa.

Meski cuma menang 2-0, Spanyol telah menguak lagi harapannya untuk maju ke fase knock out. El Matador, yang meraih tiga poin, kini menghuni peringkat dua. Mereka terpaut tiga angka dari Chile, yang masih menjaga kesempurnaannya berkat kemenangan 1-0 atas Swiss, beberapa jam sebelum duel Spanyol vs Honduras.

Dengan demikian, pertandingan pamungkas pada 25 Juni nanti, ketika Spanyol bertemu Chile dan Swiss bertemu Honduras, menjadi sangat krusial. Karena, tiga tim teratas dari grup ini punya peluang maju ke putaran kedua.

Bagi Spanyol (dan juga Swiss), hanya kemenangan yang menjamin mereka meraih tiket tersebut. Sedangkan Chile, hasil imbang saja sudah cukup baginya untuk mengamankan satu tempat di babak perdelapan final, untuk bertemu lawan dari Grup G. Artinya, Chile bakal bermain aman untuk mempertahankan tiket yang sudah di genggaman. Di sini, tikitaka yang menjadi ciri khas Spanyol akan diuji lagi. Mampukah mereka melanjutkan keampuhannya menembus tembok yang keras?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar