Rabu, 16 Juni 2010

"Benefit" dari Pengeluaran Investasi Rp 65,4 Triliun

Kereta api cepat pertama di Afrika Selatan, Gautrain, diluncurkan di Johannesburg, awal bulan ini. Kereta api cepat itu menghubungkan Bandara Internasional OR Tambo ke beberapa wilayah di Johannesburg. Pemerintah Afrika Selatan menginvestasikan miliaran dollar AS demi penyelenggaraan Piala Dunia 2010.


Selaku penyelenggara Piala Dunia 2010, mulai 11 Juni hingga 11 Juli nanti, Afrika Selatan sudah membelanjakan 55,3 miliar rand atau sekitar Rp 65,4 triliun. Dana sekitar 6,5 persen dari APBN-P Indonesia (sekitar Rp 1.146 triliun) ini jelas tidak bakal kembali selama satu bulan turnamen sepak bola terbesar sejagat ini. Namun, Afrika Selatan tetap untung.

Uang Rp 65,4 triliun tadi berkaitan dengan investasi stadion yang megah dan modern. Ada perkiraan bakal 483.000 pendukung dan penonton datang ke Afrika Selatan merasa nyaman saat menapak kakinya di bumi Afsel, maka bandara internasional di Durban dan Johannesburg pun baru dan mewah.

Dari hitungan kasatmata, mereka yang datang ini jelas tidak bakal menutupi biaya Rp 65,4 triliun yang sudah dikeluarkan. Krisis keuangan yang melanda Yunani dan Eropa saja sudah membuat jumlah penonton dan pendukung asing yang datang berkurang dari 483.000 orang menjadi 373.000 orang. Selisih angka yang cukup signifikan bagi pemasukan.

Mereka yang datang ini selama di Afsel bakal membelanjakan sekitar 8,8 miliar rand atau sekitar Rp 10,4 triliun. Apakah Rp 10,4 triliun ini merupakan pemasukan dari pembelian tiket pertandingan?

Menurut Gillian Saunders, analis bagi perusahaan konsultasi Grant Thornton seperti dikutip kantor berita AFP, lebih dari seperempat dari mereka yang datang itu tidak membeli tiket masuk. Begitu juga mereka yang datang dari negara-negara tetangga. Artinya ada pengurangan pemasukan dari tiket pertandingan.

Pemasukan dari tiket memang tidak bisa menjadi harapan sekalipun animo dari warga Afrika Selatan cukup tinggi. Pada pekan pertama, 180.000 tiket langsung diserbu penonton lokal. Antrean panjang terlihat di berbagai kios penjualan tiket di sejumlah kota besar. Sebelumnya tiket dijual lewat internet dan lewat bank. Namun, karena akses internet yang masih berupa barang mewah di Afsel, perlu penjualan langsung.

”Sulit merasakan ini (Piala Dunia). Ini peluang besar (ikut Piala Dunia) apalagi berlangsung di Tanah Air sendiri,” ujar Brett Solomon (26), warga Cape Town. Sekalipun harga tiket untuk warga lokal dijual murah (ada diskon), yakni 140 rand (sekitar Rp 170.000), tetapi tetap saja pemasukan dari tiket tidak bakal cukup.

Menjadi tuan rumah pesta Piala Dunia memang tidak semata meraih untung selama sebulan penyelenggaraan. Namun, ada benefit lain yang bakal diraih bukan saja oleh Afrika Selatan, tetapi juga bagi seluruh Benua Afrika. Maklum, ini pertama kalinya pesta sepak bola berlangsung di benua ini.

Dengan pembelanjaan untuk pembangunan infrastruktur yang menunjang langsung maupun tak langsung bagi pesta ini, ada keuntungan ekonomi. Produk domestik bruto (PDB) Afsel tahun 2010 bakal meningkat 0,54 persen.

Katakan hanya 373.000 warga asing yang datang ke Afsel kali ini, tetapi mereka diharapkan akan tinggal lebih lama dan belanja lebih banyak dari hanya sekadar menonton pertandingan Piala Dunia. Namun, benefit lebih besar, yakni kini seluruh dunia lebih mengenal Afrika Selatan dan juga mengenal seluruh Afrika.

Piala Dunia memang sebuah peristiwa olahraga yang paling banyak menyita perhatian dunia. Majalah Time edisi 14-21 Juni menulis, sebuah pertandingan sepak bola di Piala Dunia ditonton oleh 715,1 juta orang di seluruh dunia. Berarti, simultan Afrika Selatan dan juga Afrika kini dikenal langsung oleh 715 juta dari sekitar 6 miliar penduduk dunia.

Padahal, ada lebih dari 60 pertandingan selama Piala Dunia ini. Catatan dari FIFA, selama Piala Dunia di Jerman tahun 2006, akumulasi total penonton lebih dari 26 miliar orang. Ada 400 saluran televisi di 208 negara menyiarkan pertandingan ini secara langsung maupun ulangan.

Hal ini jelas sebuah kemerdekaan dari ketertinggalan dan keterisolasian. Juga sebuah kampanye positif bahwa Benua Afrika dengan 57 negara tidak hanya sekadar berita kemiskinan, kelaparan, perang saudara, ataupun masalah rasial. Gema dari Piala Dunia di Afrika dipastikan tak akan berhenti setelah satu bulan pesta berlangsung.

Babak penyisihan final Piala Dunia berlangsung dan sepanjang satu bulan ini dunia akan lebih mengenal akrab Afrika. Ini benefit dari Rp 65,4 triliun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar