Rabu, 16 Juni 2010

Rampok Berkeliaran, Wartawan Sasaran Utama

Seorang wartawan Indonesia sedang meliput acara Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Tugas mereka menjadi kurang leluasa, karena sering menjadi sasaran perampokan.

PRETORIA, — Rasanya hampir bosan membicarakan kriminal dan masalah keamanan di Afrika Selatan (Afsel). Namun, setiap hari selalu saja ada peristiwa kriminal di Afsel yang segera menjadi pembicaraan luas karena memang makin mengkhawatirkan. Apalagi, wartawan juga selalu menjadi target utamanya.

Minggu (13/6/2010), sebuah rumah di Pretoria kemasukan perampok. Tiga orang penghuninya sudah menyerah dan mengatakan kepada para perampok untuk mengambil apa saja, tetapi jangan menembak.

Para perampok berhasil menggasak barang-barang berharga. Namun, mereka masih saja melepaskan tembakan kepada tiga penghuni rumah tersebut. Satu orang tewas dan dua orang lainnya luka-luka.

Kini, terungkap lagi bahwa masih ada wartawan yang menjadi korban perampokan. Korban terakhir adalah wartawan asal Jerman, Steffen Dobbert. Semua peralatannya baik kamera maupun laptop digasak perampok.

Dobbert sudah mengadu kepada polisi. Namun, jawaban polisi agar dia tidak lagi percaya kepada orang asing saat sendiri atau bertanya sesuatu.

Dobbert mengalami peristiwa naas itu pada Jumat (11/6/2010). Namun, dia baru melaporkan kepada wartawan pada Senin dan segera menjadi pembicaraan luas, terutama di kalangan wartawan.

Peristiwanya terjadi di sebuah pom bensin di Sunnyside, kawasan kulit hitam. Saat Dobbert sedang mengisi bensin, tiba-tiba seseorang menyahut jaketnya dan lari. Dobbert pun bereaksi mengejarnya. Kemudian, ada tiga orang yang membantu mengejarnya. Namun, ternyata mereka perampok juga dan mungkin temannya. Setelah Dobbert gagal mengejar dan berhenti, dia ganti dikerjai tiga orang tersebut. Dompet dan semua barang berharganya dilucuti di situ.

Karena tak bisa melawan, dia memberikan semuanya. Lalu, dia dengan lunglai kembali ke mobilnya di pom bensin. Saat kembali, dia mendapati mobilnya sudah diacak-acak perampok. Semua barang berharganya langsung lenyap.

"Saya sudah bertanya kepada petugas pom bensin, tapi mereka menjawab tak tahu karena sibuk," kata Dobbert, seperti dikutip beberapa media massa.

Ini sudah kesekian kalinya wartawan menjadi korban perampokan. Sebelumnya, wartawan Portugal, Spanyol, Cile, dan Korea Selatan sudah menjadi korban perampokan.

"Mereka mengincar wartawan karena dianggap punya alat-alat yang harganya mahal. Selain itu, wartawan dianggap membawa uang banyak," kata salah satu warga Pretoria, Threeby.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar