Kamis, 24 Juni 2010

Sang Bintang dari Masa Lalu yang Menginspirasi

Penyerang Jerman Barat, Gerd Muller, tengah menciptakan gol, 18 Mei 1967.

KISAH dari masa lalu selalu menarik dikulik dan tak jarang menjadi inspirasi, apalagi jika yang dibicarakan adalah seorang tokoh, yang bisa jadi kini terlupakan.

Piala Dunia tahun 1970 dan 1974 menorehkan jejak sang legenda, Gerd Muller (64). Waktu itu Muller menjadi ujung tombak tim Jerman Barat, pencetak gol yang luar biasa dan paling produktif sepanjang sejarah. Ia bagai seorang teroris bagi barisan pertahanan lawan.

Sebanyak 14 gol dalam sepuluh pertandingan pada final Piala Dunia tahun 1970 dan 1974 masih menjadi rekor hingga kemudian ”disingkirkan” oleh pemain Brasil, Ronaldo, di Piala Dunia Jerman empat tahun lalu.

Bayangkan saja jarak waktu antara tahun 1974 dan 2006. Ini menjelaskan betapa Muller dikenal sebagai ”Der Bomber” yang menakutkan semua lawan. Begini catatan skor Muller: 68 gol di 62 penampilannya untuk Jerman Barat dan 365 gol dari 628 laga untuk Bayern Muenchen.

Perawakannya tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan rekan-rekannya. Tubuhnya kekar dengan paha yang kencang dan kuat. Bangunan badan Muller ini membuat kecepatan larinya begitu eksplosif. Ia mampu menikung dan berbalik dengan cepat pula.

”Saya memiliki insting untuk mengetahui kapan pemain belakang sedang bersantai atau kapan mereka akan membuat kesalahan,” ujar Muller sewaktu ditanya AFP soal asal-muasal kelebihannya itu.

”Sesuatu di dalam diri saya berkata, ’Gerd lari ke sana, lakukan dengan begini.’ Saya tidak tahu apa itu,” ujarnya.

Karier Muller mungkin tidak akan seperti itu jika ia tidak mendengarkan ucapan pelatih klub Muenchen. Waktu itu Muller remaja sedang bekerja di pabrik tekstil. ”Kariermu tidak akan jauh dari sepak bola. Lebih baik mencoba sesuatu yang lain,” kata sang pelatih.

Muller kemudian teken kontrak pada tahun 1964 dan dengan cepat meroket. Pada Oktober 1966, ia melakukan debut internasionalnya. Ketika pada tahun 1970 tiba di Meksiko untuk berlaga di final Piala Dunia, orang sejagat menyaksikan bagaimana ia mencetak 10 gol dalam enam kali kemunculan. Sayang, gol sebanyak itu tidak mampu membantu Jerman Barat menang. Justru pada tahun 1974, saat Muller hanya menyumbang empat gol, Jerman menang.

Pada tahun 1970, tokoh yang mencuat adalah Jairzinho (65) dari Brasil. Ia satu-satunya pemain yang mencetak gol di setiap putaran pada final Piala Dunia 1970. Jairzinho, yang dijuluki ”angin topan”, melaju mulus ke Piala Dunia karena pemain sayap Garrincha pensiun sejak final Piala Dunia 1966 di Inggris.

Jairzinho yang lahir dengan nama Jair Ventura Filho pada tahun 1944 menjadi satu dari bintang pada Piala Dunia di Meksiko itu. Langkah kaki dan kekuatan tendangannya merongrong para pemain belakang lawan. Sayang, waktu itu ia dua kali cedera kaki.

Jairzinho kerap dikaitkan dengan Pele saat di laga di Meksiko. Setidaknya, ia terilhami. Gol yang ia cipta saat Brasil melawan Ceko disambung dengan kemenangan lain atas Inggris. Gol-golnya pada perempat final dan semifinal mampu menumbangkan Peru dan Uruguay.

Yang paling heboh ketika Brasil melawan Italia di babak final. Gol Jairzinho pada menit ke-70 mengawal Brasil menjadi juara. Sayang, dengan tujuh gol, ia kalah bersaing dengan Muller untuk mendapatkan sepatu emas.

Perjalanan selanjutnya membawa Jairzinho ke Perancis, tetapi kariernya berangsur melorot. Ia lantas bermain di klub-klub di Amerika Selatan, di Venezuela dan Bolivia, hingga akhir tahun 1981. Ia pensiun pada usia 37 tahun.

Bagaimana mungkin para bintang ini bisa kita lupakan. Kalaulah lupa, sejarah toh mencatat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar