Senin, 21 Juni 2010

Selandia Baru Menampar Italia

Striker Selandia Baru, Shane Smeltz, merayakan golnya ke gawang Italia setelah memperdaya kiper Federico Marchetti. Gol Smeltz ini menampar Italia, yang harus puas berbagi skor 1-1.

Bicara kualitas, prestasi dan pengalaman, Selandia Baru tidak bisa dibandingkan, apalagi disejajarkan dengan Italia. "All White" hanyalah sebuah negara "kecil", yang belum cukup umur untuk melawan "Gli Azzurri".

Ya, secara peringkat di daftar ranking FIFA, Italia berada di urutan lima, sedangkan Selandia Baru menempati urutan 78. Kemudian, prestasi mereka pun sangat jomplang, ibarat jarak langit dan bumi. Italia sudah empat kali menjadi juara dunia, termasuk dua kali jadi runner-up, sedangkan Selandia Baru hanya dua kali berpartisipasi di turnamen antarnegara paling bergengsi ini, termasuk sekarang yang sedang berlansung di Afrika Selatan.

Selandia Baru melakukan debutnya di event empat tahunan ini di Spanyol tahun 1982. Waktu itu, "All White" pulang dengan tangan hampa karena tidak meraih satu poin pun. Setelah dibekap Skotlandia 2-5, mereka kembali jadi lumbung gol Uni Soviet dan Brasil, karena dalam dua partai tersebut gawang Selandia Baru dikoyak sebanyak tujuh kali, masing-masing 3 dari Uni Soviet dan 4 dari Brasil.

Bandingkan dengan Italia. "La Nazionale" empat kali menyabet gelar juara Piala Dunia, masing-masing pada tahun 1934, 1936, 1982 dan 2006, serta dua kali menjadi runner-up, pada tahun 1970 dan 1994.

Namun di Afrika Selatan, Selandia Baru membuat kejutan. "Si Kiwi" kecil ini tampil menghentak, yang membuat semua mata orang terbelalak ketika melihat penampilan tim besutan Ricki Herbert. Bahkan, Italia pun bisa "ditamparnya".

Tergabung di Grup F bersama Italia, Paraguay dan Slovakia, Selandia Baru paling tidak diunggulkan. Dari kelompok ini, Italia menjadi terfavorit, bersama dengan Paraguay, dan mereka diprediksi akan dengan mudah meraih tiket ke babak 16 besar.

Faktanya? Selandia Baru membuat kejutan yang luar biasa.

Setelah membuat rekor baru dengan meraih poin pertama di Piala Dunia, usai menahan imbang 1-1 Slovakia pada laga perdana penyisihan grup, 15 Juni lalu, mereka kembali menuai poin di laga kedua, Minggu (20/6/10). Kali ini, "All White" membuat tamparan yang sangat keras ke wajah Italia.

Bagaimana tidak, ketika pertandingan baru berlangsung enam menit, striker Shane Smeltz telah mengoyak jala "Gli Azzurri". Gol cepat ini sempat membuat Italia frustrasi dan kebingungan karena terancam gagal mendapat tiket ke fase knock-out.

Beruntung, pada menit ke-28 wasit memberi "hadiah" penalti setelah bek Tommy Smith melanggar Daniele De Rossi di dalam kotak terlarang itu. Vincenzo Iaquinta, yang dipercaya sebagai eksekutor, dengan sempurna menjalankan tugasnya karena berhasil memperdaya kiper Mark Paston. Skor pun menjadi imbang 1-1 yang bertahan sampai laga usai.

Memang, perjalanan belum usai karena baik Italia maupun Selandia Baru masih menyisakan satu pertandingan di penyisihan Grup F ini. Pada 24 Juni mendatang, Italia bertemu Slovakia, dan Selandia Baru melawan pimpinan klasemen sementara, Paraguay. Duel ini menjadi sangat krusial bagi keempat tim, untuk memperebutkan dua tiket menuju perdelapan final.

Akan tetapi, hasil yang diraih tim juara Oceania ini pada laga yang berlangsung di Stadion Mbombela, Nelspruit, akan menjadi kenangan sepanjang masa bagi penduduk Selandia Baru. Tak heran jika para suporter bersorak kegirangan saat wasit membunyikan peluit panjang. Hasil 1-1 melawan Italia ini sudah dianggap sebagai sebuah kemenangan luar biasa, tanpa berpikir lagi bagaimana hasil melawan Paraguay kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar