Sabtu, 19 Juni 2010

Vuvuzela Bikin Argentina Kebobolan

Seorang pendukung Afrika Selatan meniup terpompet vuvuzela menjelang laga Afsel versus Uruguay di Stadion Loftus Verfeld, Rabu (16/6/2010).

JOHANNESBURG, — Trompet khas Afrika Selatan, vuvuzela, kembali menuai protes. Kali ini, kritik datang dari kiper Argentina, Sergio Romero. Sang kiper menilai vuvuzela-lah yang menyebabkan Martin Demichelis melakukan kesalahan sehingga tim "Tango" kebobolan saat melawan Korea Selatan pada babak penyisihan grup Piala Dunia, Kamis (17/6/2010).

Pada pertandingan itu, gol semata wayang Korsel diciptakan Lee Chung-yong pada menit ke-45. Gol tercipta setelah Chung-yong berhasil memanfaatkan kesalahan fatal yang dibuat Demichelis. Beruntung kesalahan itu tak membuat "Albiceleste" kehilangan poin. Justru sebaliknya, tim Tango berhasil menutup pertandingan dengan kemenangan 4-1.

Romero menilai seharusnya gol tersebut tak terjadi bila komunikasi di lapangan lancar. Menurutnya, lengkingan vuvuzela telah mengganggu komunikasi antarpemain di lapangan.

"Ketika Anda berbicara, yang lainnya tak bisa mendengar. Aku telah berteriak kepada dua pemain bertahan kami, namun mereka tak mendengarnya."

"Juga pada saat pemain bertahan untuk mendapatkan bola, aku hanya melihat mereka. Kemudian aku meminta maaf dan mengatakan bahwa aku tak mendengar mereka."

Suara vuvuzela yang berdengung seperti lebah memang terus menuai kritik, baik dari pemain maupun pelatih. Baru-baru ini pemain Portugal, Cristiano Ronaldo, mengatakan suara vuvuzela membuat konsentrasi pemain di lapangan menjadi pecah.

Meski terus dihajar kritik, Presiden FIFA Sepp Blatter menolak pelarangan menggunakan vuvuzela oleh penonton. "Untuk menjawab semua keluhan Anda tentang vuvuzela, sudah saya katakan bahwa Afrika punya ritme dan suaranya sendiri. Tak mungkin melarang musik tradisional di negaranya sendiri. Apakah Anda akan melarang musik tradisional di negara Anda?" kata Blatter saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar