Sabtu, 12 Juni 2010

Bola Pendek dan Cepat Jadi Senjata "Macan Asia"

Para pemain Korea Selatan merayakan kemenangannya atas Yunani pada laga perdana penyisihan Grup B Piala Dunia 2010, Sabtu (12/6/10).

Korea Selatan mengawali perjalanannya di Piala Dunia 2010 dengan hasil yang sangat memuaskan. Pada laga perdana penyisihan Grup B di Stadion Nelson Mandela Bay, Port Elizabeth, Sabtu (12/6/10), "The Taeguk Warriors" berhasil mengemas poin penuh ketika melawan Yunani.

Para ksatria Taeguk yang tampil penuh semangat, berhasil mengoyak jala "The Pirate Ship" sebanyak dua kali, lewat gol Lee Jung-Soo pada menit ketujuh dan digandakan oleh sang kapten Park Ji-Sung pada menit ke-51. Alhasil, Korsel untuk sementara memimpin klasemen sementara Grup B dengan tabungan dua gol.

Hasil ini menjadi modal yang sangat berharga bagi Park Ji-Sung dan kawan-kawan. Karena, di dua laga selanjutnya mereka akan menghadapi lawan yang berat, yaitu favorit juara Argentina pada 17 Juni mendatang, serta partai pamungkas penyisihan grup melawan tim kuda hitam Nigeria, pada 23 Juni.

Kemenangan meyakinkan ini tak lepas dari taktik dan strategi jitu pelatih Huh Jung-moo, yang menginstruksikan pasukannya untuk bermain bola bawah. Dia sadar, postur para "Macan Asia" tidak bisa mengimbangi kehebatan "Negeri 1.000 Dewa" jika memaksakan diri bermain dengan bola-bola atas.

"Jika tinggi menjadi faktor utama, maka kami mungkin harus menggaet semua pemain basket," ujar Huh. "Kamu sudah sepenuhnya siap. Memang pasti ada risiko, tetapi kamu juga memiliki beberapa titik kekuatan," ucapnya lagi.

Benar saja, permainan Korsel sangat mengalir dalam laga tersebut, membuat Yunani kesulitan untuk mengimbanginya. Memang, juara Eropa 2004 tersebut sempat memiliki peluang untuk mencetak gol di awal pertandingan, tetapi langsung direspons oleh Korsel dengan gol cepat pada menit ketujuh, ketika Lee Jung-Soo menyambar umpan tendangan pojok Lee Young-pyo.

Yunani yang terhenyak dengan gol tersebut, berusaha bangkit. Tetapi, tim besutan Otto Rehhagel ini sepertinya tidak menemukan jurus yang jitu untuk membongkar barikade pertahanan Korsel. Malah, petaka datang lagi pada menit ke-51, ketika Park Ji-Sung menunjukkan aksi menawan, dengan melewati dua pemain belakang sebelum memperdaya kiper Alexandros Tzorvas.

Winger Manchester United ini memperlihatkan kematangan dan ketenangannya sebagai pemain yang sudah merumput di klub elite Eropa dan dunia. Jegalan Loukas Vyntra bisa dihindari, dan dia mengirim bola dengan tendangan kaki kirinya, ke pojok kiri bawah gawang, tanpa bisa dijangkau Tzorvas.

"Main di MU memberikan saya banyak pengalaman. Saya bisa menikmati atmosfer pada pertandingan-pertandingan besar. tu membuat saya bisa lebih santai, sejak bermain dalam banyak pertandingan besar," ujar Park Ji-Sung, menjelang duel melawan Yunani.

Ternyata, Park Ji-Sung membuktikan ucapannya tersebut. Satu-satunya pemain Asia yang pernah bermain di final Liga Champions--ketika memperkuat MU melawan Barcelona di final tahun 2009--itu bukan cuma mencetak gol, tetapi dia juga menjadi jenderal lapangan Korsel.

Dengan hasil ini, maka Korea, yang tidak terkalahkan sepanjang kualifikasi Piala Dunia, semakin menegaskan dominasinya atas Yunani. Sebelumnya, kedua negara pernah bertemu dua kali dalam pertandingan persahabatan, di mana pada laga pertama (21 Januari 2006) mereka berbagi skor 1-1, dan pada duel terakhir, 6 Februari 2007, Korsel menang 1-0.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar