Senin, 12 Juli 2010

Alonso: Drama di Afsel Melebihi Istanbul

Gelandang Spanyol, Xabi Alonso.

JOHANNESBURG, - Gelar Liga Champions 2005 akan selalu dikenang oleh Xabi Alonso sebagai memori terindah dalam hidupnya. Drama di Istanbul itu akan tergantikan jika Alonso berhasil menjadi juara bersama Spanyol di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.

Lima tahun lalu, gelandang tersebut sukses membawa Liverpool ke final Eropa dan menantang AC Milan. Pertandingan itu berlangsung dahsyat dan disebut-sebut sebagai pertandingan terbaik dalam sejarah Liga Champions.

Setelah sempat tertinggal 0-3 di babak pertama, kubu Merseyside secara luar biasa bangkit dan menyamakan kedudukan di paruh kedua. Pada akhirnya, Liverpool menang melalui adu penalti berkat kegemilangan Jerzy Dudek.

"Memenangkan Piala Dunia lebih hebat daripada memenangkan final Liga Champions, meski itu adalah final terbaik dalam sejarah Liga Champions. Aku tak pernah menyangka bahwa aku akan mendapat kesempatan lagi untuk melakukan sesuatu yang lebih spesial dari apa yang diraih Liverpool pada 2005," kata Alonso jelang final Piala Dunia 2010 lawan Belanda yang akan berlangsung pada Minggu (11/7/2010).

"Drama di Istanbul itu seperti mimpi yang tidak bisa dipercaya. Di luar lapangan, pendukung Liverpool menolak menyerah meski kami tertinggal tiga gol. Lalu ada golku (gol pertama) dan penyelamatan dari Jerzy Dudek di babak adu penalti. Jika Anda tak melihat dengan mata Anda sendiri, mungkin Anda takkan mempercayainya," sebut pemain yang kini membela Real Madrid tersebut.

"Namun, memenangkan Piala Dunia, hanya sedikit pemain yang mampu melakukannya. Beberapa pemain hebat bahkan tak pernah mendapat kesempatan emas seperti ini, " lanjut Alonso seperti dikutip The Sun.

Alonso sebenarnya melalui satu pertandingan penting lainnya, yakni ketika Spanyol memenangi final Piala Eropa 2008. Sayangnya, ketika itu Alonso hanya menjadi pemain cadangan dan baru masuk di menit-menit akhir babak kedua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar