Selasa, 13 Juli 2010

Forlan, Satu Inci ke Bawah bisa Mengubah Sejarah

Kalau saja lesakan bola yang ditendang Diego Forlan ke gawang Hans Joerg Butt lebih turun satu inci saja, cerita sejarah dan rekam jejak sepak bola bisa saja berubah. Paling tidak, Uruguay dapat memaksa Jerman bermain dalam tambahan waktu dan kedua tim kembali sama-sama berjuang menentukan peringkat ketiga Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.

Dalam sepak bola, kesuksesan dan kesalahan bisa ditentukan nasibnya dalam ukuran inci, seperti yang dialami ujung tombak tim nasional Uruguay itu saat menghadapi Jerman di Stadion Nelson Mandela Bay, Afrika Selatan. Andaikan terjadi gol, hal tersebut bakal membukukan enam gol bagi Forlan dan membuka peluang dirinya sebagai pencetak gol terbanyak di ajang ini.

Forlan, yang sukses menyumbang gol pada menit ke-51 di pertandingan itu, tak mampu memanfaatkan peluang emas pada menit terakhir. Awalnya, tendangan bebasnya tampak melambung sempurna melewati pagar betis Jerman. Sayangnya, kemudian bola mengenai tiang gawang dan membuat tim berjuluk ”Die Mannschaft” ini kokoh dengan keunggulan 3-2.

”Tendangan bebas saya hanya meleset tipis,” ujar Forlan seusai Uruguay dikalahkan Jerman dalam pertandingan yang mendebarkan dan menghibur tersebut. Tendangan bebas ini diberikan wasit kepada Uruguay karena pemain belakang Jerman, Arne Friedrich, melakukan pelanggaran.

Meski gagal di batas satu inci yang menentukan itu, Forlan telah membuat dampak besar bagi negaranya dalam Piala Dunia dengan mengantongi lima gol. Ini menyejajarkan dirinya dengan pencetak gol terbanyak sementara di Afrika Selatan, yaitu Thomas Mueller (Jerman), David Villa (Spanyol), dan Wesley Sneijder (Belanda).

”Bagi tim nasional Uruguay, Forlan seorang yang sangat penting. Forlan adalah pemain terbaik bagi kami. Dia telah mencapai segalanya. Forlan telah memegang peranan utama dalam tim kami,” ujar Oscar Tabarez, Pelatih Uruguay.

Bersama Forlan, Uruguay mencapai batas perebutan peringkat ketiga ketika dikalahkan oleh Jerman. Ini mengulang kesuksesan ”La Celeste”, julukan Uruguay, pada 40 tahun lalu yang juga kandas di peringkat keempat. Dalam sejarahnya, Uruguay pernah menjadi juara Piala Dunia 1930 dan 1950,

Pemain Atletico Madrid ini membukukan 29 kali tampil bertanding bagi negaranya. Dia pun membuka peluang sebagai penerima penghargaan Sepatu Emas Piala Dunia 2010 kalau Snaijder dan Villa tidak menciptakan gol dalam final Spanyol melawan Belanda, Senin pagi.

Pelatih Tabarez mengatakan bahwa usia Forlan masih bisa tampil dalam Piala Dunia 2014 di Brasil meski mencapai 35 tahun. ”Sangat bergantung pada pemikiran Diego. Sesungguhnya, tidak ada yang dapat menghentikannya,” kata pelatih berusia 63 tahun itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar