Rabu, 14 Juli 2010

De Jong: Wasit Terlalu Diatur

Howard Webb memberikan kartu kuning kepada bek Belanda, Gregory van der Wiel (kanan) di final Piala Dunia, Minggu (11/7/2010).

AMSTERDAM, — Gelandang Belanda dan Manchester City, Nigel De Jong, menilai FIFA terlalu mengatur dan menuntut wasit. Hal itu malah membuat wasit terbebani dan sulit fokus kepada tugasnya. Menurutnya, FIFA seharusnya membiarkan wasit bekerja dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

Sebelum final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan antara Belanda dan Spanyol digelar, FIFA mewanti-wanti wasit Howard Webb untuk mengambil keputusan dengan bijaksana dan tegas. Pesan itu merupakan tekanan karena pada dasarnya Webb pasti sudah memahami pekerjaannya.

Belakangan, pesan FIFA terbukti tak membantu pekerjaan Webb. Ia tetap mengambil sejumlah keputusan kontroverial dan mendapat kecaman. Ini terjadi karena meski mengetahui pekerjaannya, Webb manusia yang tak selalu berada dalam kondisi 100 persen atau berada di posisi yang membuatnya bisa selalu melihat peristiwa secara jelas.

Itu membuat publik semakin mendesak FIFA untuk menerapkan teknologi ke dalam sepak bola. FIFA sudah berjanji akan mendiskusikan itu, tetapi belum bisa berjanji kapan dan sejauh mana teknologi itu akan diterapkan, misalnya, apakah teknologi bisa membuat keputusan wasit dibatalkan bila terbukti salah.

De Jong mengatakan, banyaknya peraturan untuk wasit seakan menjadi legitimasi bagi pemain untuk menanggalkan sportivitas dan nilai moral lainnya dan fokus hanya pada usaha mengejar kemenangan karena merasa semua tanggung jawab akan proses dan kualitas permainan berada di tangan wasit. Menurutnya, semua orang yang ada di lapangan tahu status dan peran mereka masing-masing dan dengan begitu FIFA tak perlu lagi menambahinya.

"Sekarang, tekanan kepada wasit begitu besar. Ada sangat banyak peraturan dari FIFA untuk mengatur apa yang seharusnya dilakukan wasit. Akan lebih mudah bila mereka berkonsentrasi kepada peraturan dasar (sepak bola) dan perwasitan," ujar De Jong.

"Mungkin aku sedikit kuno, tetapi ketika Anda melihat bagaimana sepak bola zaman dulu, ada banyak pelanggaran buruk dan tak seorang meniup peluit."

"(Pelanggaran) adalah bagian permainan. Sekarang, FIFA muncul dengan peraturan-peraturan itu dan permainan tak lagi menarik bagi pemain. Biarkan sepak bola tetap menjadi sepak bola," paparnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar