Senin, 12 Juli 2010

Koeman: Spanyol Masalah Besar bagi Belanda

Ronald Koeman ketika menjadi pelatih Valencia.

LONDON, — Mantan pemain Belanda, Ronald Koeman, tidak yakin negaranya bakal juara di Piala Dunia 2010. Koeman justru yakin Spanyol akan menjadi masalah besar bagi "De Oranje".

"Saya akan terkejut jika Belanda mengalahkan Spanyol pada Minggu (11/7/2010) malam," tulis Koeman dalam ulasannya di situs harian Telegraph.

Koeman sangat memahami gaya bermain tiki taka yang diterapkan "La Furia Roja". Gaya ini mirip dengan gaya main Barcelona, klub yang pernah dibela Koeman pada 1989–1995 sebagai pemain dan 1998–1999 sebagai asisten pelatih. Dengan gaya itu, Spanyol berpeluang besar mendominasi penguasaan bola. Tim "Matador" juga akan meneror pemain lawan agar bisa merebut bola kembali.

"Spanyol akan membuat masalah besar bagi Belanda. Itu tak hanya karena kemampuan yang mereka punya ketika mereka menguasai, (tapi juga) tekanan yang mereka berikan kepada Anda segera setelah mereka kehilangan bola," terang Koeman, yang melatih Valencia sebagai juara Copa Del Rey 2008.

Kekhawatiran Koeman itu sudah terbukti dalam laga semifinal antara Spanyol dan Jerman. Jerman yang biasanya bisa menyerang balik secara efisien tak berkutik menghadapi tekanan "La Roja". Peluru-peluru "Der Panzer" seolah mejan. "Jerman tidak dapat mengatasi tekanan itu dan hal itu akan sama sulitnya bagi Belanda," kata Koeman yang menjadi juara Eropa 1988.

Koeman menjelaskan, gaya Spanyol sekarang ini berhubungan erat dengan sepak bola Belanda era 1970-an. Pada 1974 dan 1978, "The Flying Dutchmen" lolos ke final Piala Dunia berkat permainan total football. Adalah Rinus Michels dan Johan Cruyff yang menanamkan sepak bola penuh umpan di negeri tersebut.

"Barcelona membuat model pada sistem primavera mereka seperti akademi Ajax dan mengadopsi taktik 4-3-3 yang menjadi jantung permainan Belanda," terang Koeman. "Tim Spanyol ini berbasiskan Barcelona ciptaan (pelatih) Pep Guardiola, dengan Xavi, Andres Iniesta, dan Sergio Busquets di tengah dan Gerard Pique dan Carles Puyol di pertahanan sentral."

Di era Guardiola, Xavi menjadi satu-satunya pemain yang menghasilkan lebih dari seribu umpan di Liga Champions musim lalu. Hingga enam pertandingan di Piala Dunia 2010, Xavi, Xabi Alonso, dan Busquets telah menghasilkan 1.494 operan untuk timnas. Ketiganya menduduki peringkat teratas penghasil umpan di turnamen ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar