Rabu, 14 Juli 2010

Sukses Spanyol Tak Datang Tiba-tiba

Para pemain Spanyol bergembira setelah menang di final Piala Dunia 2010 melawan Belanda. Para pemain ini bakal mendapat bonus besar setelah turnamen ini.

Dua gelar yang diraih Spanyol dalam dua tahun terakhir bukanlah sukses yang bisa dibentuk dalam waktu singkat. Keberhasilan itu merupakan buah penanganan pemain muda sejak 10 tahun silam.

Dalam dua tahun terakhir, Spanyol menyita perhatian pengamat sepak bola karena permainan mereka yang sulit dikalahkan. Sama dengan Barcelona, permainan "El Matador" menarik perhatian banyak orang karena mereka sama-sama mengedepankan ball possession yang dibarengi kerja sama cantik antarlini.

Apa yang bisa dipelajari dari permainan "La Roja" itu? "Pelajaran terbesar adalah tim memerlukan kesabaran. Tim Spanyol ini berbasiskan pada Barcelona yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk membentuk diri," ungkap Juande Ramos, pelatih asal negeri Matador dalam tulisannya untuk Independent.

"Barca tidak tumbuh dalam waktu dua musim lalu. Itu dimulai sejak 10 tahun lalu ketika Iniesta, Gerard Pique, Fabregas, dan banyak lagi mulai keluar dari La Masia, sekolah milik klub yang luar biasa, sebagai pemain muda. Saya melihatnya sendiri ketika saya melatih tim Barcelona B pada 1996-97," jelas mantan pelatih Real Madrid.

Ramos menambahkan, dengan materi pemain seperti sekarang, Spanyol masih bisa mengulang kejayaan 2008 dan 2010 hingga empat tahun mendatang. Menurutnya, "La Furia Roja" masih bisa lebih baik lagi dan tetap mempertahankan ciri mendominasi setiap laga. Beberapa pemain seperti Carles Puyol dan Xavi Hernandez mungkin akan mulai meredup, tapi pemain-pemain baru seperti Cesc Fabregas dan Fernando Torres akan menambal kekuatan mereka.

"Cesc dan Torres akan menjadi pemimpin di dua turnamen berikutnya, sama seperti Carles Puyol dan Xavi kali ini," kata Ramos, yang dua kali membawa Sevilla menjadi juara Piala UEFA.

Ramos menjelaskan, sistem Spanyol yang sudah matang itu akan memudahkan pemain-pemain baru Spanyol untuk menyesuaikan diri dengan gaya main di negaranya. Ini sangat berbeda dari Inggris, di mana tim nasional mereka masih meraba-raba bentuk yang pas untuk menjadi pemenang. Pemain muda Inggris akan kesulitan untuk mengubah gaya main mereka di klub menjadi seturut kemauan pelatih di timnas.

"Pemain-pemain baru akan bermunculan dan akan mudah masuk ke dalam tim, seperti Pedro di piala dunia kali ini. Mereka tentu harus hidup sesuai standar tinggi untuk mendapat tempat di tim, seperti Fabregas. Namun, mereka tidak harus dipaksa untuk melakukan perubahan," tambah mantan pelatih Tottenham Hotspur itu.

Selama beberapa tahun terakhir, Spanyol konsisten menerapkan gaya main tiki taka yang sebetulnya merupakan pengaruh dari sepak bola Belanda. Barcelona mempelajarinya dari Johan Cruyff, yang memberikan kesuksesan di klub itu pada 1991-1994.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar