Selasa, 13 Juli 2010

Jus "Orange" Pembuka Puasa Spanyol

Pendukung kesebelasan Spanyol bergembira sambil membawa poster dengan tulisan "Let's make some orange juice for breakfast" jelang laga final Piala Dunia 2010 melawan Belanda di Stadion Soccer City, Minggu (11/7/2010).

JOHANNESBURG, - Puasa itu telah dibuka. Buka puasa yang amat nikmat bagi Spanyol. Setelah bertahun-tahun gagal di Piala Dunia, kini mereka seolah berbuka puasa dengan menyantap "Der Oranje" Belanda.

Spanyol memang selalu buruk di Piala Dunia. Mereka sering difavoritkan, tapi tak pernah juara, sampai akhirnya mengalahkan Belanda 1-0 di final Piala Dunia 2010 di Stadion Soccer City, Minggu (11/7/2010). Ini buka puasa yang amat istimewa. Apalagi, mereka sebelumnya sudah juara Piala Eropa 2008. Mengawinkan dua gelar internasional paling bergengsi, membuat Spanyol seperti meraih fitri, kemenangan yang tiada tara.

Itu pula sebabnya, warga Spanyol menyiapkan pesta besar. Mereka seolah sudah yakin timnya bakal juara. Sebelum partai final, suporter mereka juga tampak lebih percaya diri, berisik, dan banyak bernyanyi. Di Nelson Mandela Square, misalnya, suporter Spanyol lebih dominan. Mereka lebih kompak dan terus menyanyikan yel-yel. Bahkan, sekelompok suporter membawa tulisan, "Let's make some orange juice for breakfast."

Mereka yakin timnya akan mengakhiri puasa gelar, sampai tak peduli suporter Belanda akan tersinggung atau tidak. Namun, kualitas Spanyol memang membuat mereka lebih percaya diri dalam bermain. Belanda pun dibuat kesulitan menggebrak seperti biasa.

Kualitas pemain pula yang membuat suporter mereka ikut percaya diri. Spanyol telah menunjukkan sepak bola indah, kompak, rapi, dan tajam. Dengan filosofi possesion football, mereka telah membuat lawan-lawannya kesulitan baik bermain meyerang maupun bertahan.

Hanya Swiss yang membuat mereka tersandung, tapi bukan karena kualitas Spanyol menurun. Di saat banyak tim mengandalkan serangan balik dan menekankan pertahanan, Spanyol tetap yakin dengan filosofinya. Kreativitas, kecerdikan, dan penguasaan bola yang rapi di lini tengah membuat mereka punya ciri khas tersendiri.

Ciri khas itu yang mengantarkan Spanyol mencapai puncak kebesaran sepak bola. Mereka tak perlu banyak meniru. Gaya mana pun, tapi tumbuh besar dengan kultur sepak bolanya sendiri. Gaya sepak bola yang di tingkat klub juga dipamerkan Barcelona. Faktanya, timnas Spanyol didominasi pemain Barcelona. Klub yang mementingkan sistem dan pembinaan, tidak mementingkan bintang seperti rivalnya, Real Madrid.

Penguasaan lini tengah dengan passing dinamis dan cerdas, disertai terobosan kreatif dan one-two yang maut, akhirnya juga menjadi identitas sepak bola Spanyol. Dan, kelebihan serta identitas itu pula yang mengantarkan Spanyol buka puasa. Untuk pertama kalinya juara dunia, setelah dua tahun sebelumnya juara Eropa.

Kehebatan mereka mengakhiri laju Belanda, tim berjuluk "Orange", yang sebelumnya tak terkalahkan dalam 25 pertandingan. Layaklah kini Spanyol bertepuk dada karena akhirnya masuk juga ke daftar juara Piala Dunia. Proficiat Spanyol, selamat meraih hari fitri, hari kemenangan sepak bola!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar